top of page
  • Gambar penulisBFU

Trauma Taper Tantrum, Kekhawatiran Inflasi dan Kenaikan Yield Obligasi

Sebelum ada pandemi covid-19, perekonomian dunia sudah dikhawatirkan dengan perang dagang antara Amerika dan Tiongkok, belum selesai urusan urusan dagang, muncul masalah baru pandemi covid-19.


Sejak pandemi covid-19 melanda dunia di awal tahun 2020, ekonomi tambah susah, akhirnya banyak negara berbondong-bondong mengeluarkan obat kuat alias stimulus ekonomi dalam berbagai bentuk dan mekanisme yang tujuannya mempertahankan pertumbuhan ekonomi.


Rasanya sih tidak ada masalah yang sangat mendasar dan krusial dengan ekonomi ketika itu, ekonomi tertekan hebat karena pengurangan mobilitas manusia, akibatnya putaran ekonomi melambat, yang ujung-ujungnya penggangguran bertambah dan potensi timbulnya ancaman masalah sosial, tapi bukan berarti pembatasan pergerakan manusia saat itu keliru, karena cara yang paling cepat dan ampuh saat itu adalah memang pembatasan pergerakan meskipun ada konsekuensi yang harus dihadapi.


Sekarang covid-19 belum sepenuhnya selesai dan dapat dikendalikan dan ekonomi juga belum sepenuhnya kembali ke posisi sebelum covid, tapi sudah mulai dikhawatirkan dengan hal baru, kenaikan yield obligasi dan kekhawatiran akan inflasi yang tinggi, resep obat kuat yang diberikan diduga kurang tepat dan mungkin jumlahnya terlampau banyak hingga pasar dibanjiri likuiditas, kabarnya sampai USD 9 triliun, jumlah pastinya belum tahu, terus kenapa sepertinya pasar begitu trauma dengan yang namanya taper tantrum dan khawatir dengan kenaikan inflasi ditambah lagi dengan kenaikan yield yang cukup signifikan belakangan ini ?


Analisanya mungkin seperti ini :

Dugaan salah resep (meskipun tidak semuanya salah ya) dan jumlahnya yang terlampau banyak itu tadi menyebabkan Likuiditas berlimpah, tapi sayangnya tidak sepenuhnya dapat disalurkan, karena siapa yang berani ambil resiko ketika itu, percuma dipush dan diberikan segudang stimulus kalau biang keroknya (covid-19) belum diselesaikan, sekarang saja masih banyak yang wait and see meskipun beberapa indikator ekonomi sudah mulai menunjukkan perbaikan, akhirnya likuiditas yang berlimpah itu tadi disimpan di tempat yang dianggap aman, misalnya obligasi Pemerintah dan emas sampai harganya naik cukup signifikan ketika itu.


Lanjut ya, sekarang mungkin bagi sebagian banyak orang, badai tadi dirasa sudah mulai reda, duit nganggur dan likuiditas yang berlimpah yang tadinya diparkir di tempat aman tadi perlahan-lahan mulai keluar, dari yang ukurannya kecil sampai ukuran jumbo, awalnya 1, terus jadi 2, lama-lama jadi banyak, semakin lama semakin ramai dan banyak, bisa dibayangkan ya maksudnya, makanya yield obligasi naik terus dan harga emas turun terus, terus pada lari ke mana ? ya kemana lagi kalau tidak ke saham.


Ada gula ada semut, itu pepatahnya, karena saham kelihatannya mulai ramai, berbondong-bondong pada masuk ke saham, terus ibarat kapal misalnya, ada kapasitas maksimal dong, kalau diisi terus, kira-kira bisa tenggelam tidak ? silakan dipikirin sendiri ya, mungkin ini bisa jadi masalah baru lagi nanti, orang bilang bubble, bahasa kerennya mungkin "kenaikannya melebihi nilai fundamentalnya", tetapi tentu kita berharap hal ini tidak terjadi.


Tentang kekhawatiran akan potensi inflasi, yang membuat pasar siap-siap pasang posisi, sah-sah saja khawatir akan inflasi, karena permintaan yang seharusnya mengalir selama pandemi itu sebagian banyak tertahan dan ketika kondisi sudah normal atau pulih kembali, maka permintaan yang tertunda itu bisa saja akan mengalir deras, dan ini mungkin bisa menyebabkan masalah itu muncul, tapi sepertinya itu masih jauh, kenapa ? pertumbuhan ekonomi saja belum balik ke posisi sebelum covid-19, pandemi covid-19 saja masih ada dan belum sepenuhnya terkendali, dan rasanya tidak akan berbentuk seperti huruf V karena pulihnya kondisi juga akan perlahan-lahan, rasanya tidak mungkin tiba-tiba besok covid-19 hilang, tapi memang butuh diantisipasi.


Selain itu ada kekhawatiran taper tantrum, yang sebenarnya menurut saya pasar terlalu responsif, belum diapa-apakan saja duit sudah mulai ada gelagat mau balik kampung, apalagi dikasih taper tantrum, apa mungkin ? yuuk kita coba pikirkan, jika dikasih taper tantrum, artinya likuiditas ditarik, si dolar beneran pulang kampung, maka USD akan menguat, penguatan dolar akan semakin hebat karena semakin banyak yang membeli dolar yang mungkin bertujuan untuk spekulasi dan mencari keuntungan, terlalu menguat tidak baik, terlalu lemah juga tidak baik buat ekonomi, stabil yang diperlukan, komoditi bakal turun harga, tidak baik buat negara yang ekonomi dan devisanya masih cukup tergantung pada komoditas, dan jangan lupa, supply chain ekonomi dunia itu sudah saling terkait, putaran ekonomi dunia akan terganggu, disamping itu yield obligasi sepertinya malah akan semakin naik, jadi masalah yield bukannya selesai, malah akan timbul masalah baru karena pasar akan dikejutkan dengan itu. Lebih lanjut, pertumbuhan ekonomi secara global saja belum kembali ke posisi sebelum covid-19, khususnya Amerika, dengan adanya taper tantrum sepertinya malah akan mengganggu proses pemulihan ekonomi, jadi apakah mungkin dilakukan tahun ini ? silakan dipikirkan sendiri.


Terus harus bagaimana ? menurut pendapat saya :

Sebaiknya stimulus yang tidak tepat sasaran segera dihentikan dan yang belum sempat diluncurkan dibatalkan, berikan kepada yang benar-benar membutuhkan dan yang tidak dapat bertahan dengan tekanan ekonomi gara-gara si covid-19.


Berikanlah stimulus kepada sel ekonomi terkecil yang benar-benar membutuhkan dan yang tepat sasaran saja untuk menggerakan perekonomian riil, karena pasti dipakai untuk konsumsi, bukan untuk spekulasi atau hura-hura, selain itu juga untuk mencegah timbulnya masalah sosial dan menurut saya caranya mudah, apalagi jaman digital seperti saat ini, berikan dalam bentuk uang, melalui rekening bank, sehingga semua bisa dilacak. infrastruktur ada dan lengkap, orang pintar banyak, tinggal diberdayakan saja. Dosisnya juga harus terukur, tidak berlebihan sehingga tidak menimbulkan persoalan baru seperti inflasi tinggi misalnya.


Sisa obat lebih baik dialokasikan untuk mencari solusi pengendalian si biang kerok tadi (covid-19), dengan demikian kita dapat menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru, berikanlah dukungan kepada pihak-pihak yang mendukung pengendalian covid-19, terutama untuk urusan biaya, karena semakin cepat covid-19 dapat dikendalikan maka akan semakin baik, semakin lama dikendalikan maka akan semakin sulit untuk perbaikan ekonomi, kalau covid-19 dapat dikendalikan rasanya tidak ada yang akan membantah bahwa ekonomi pasti akan pulih !.


Untuk masalah yield yang tinggi, menurut saya banyak cara yang dapat digunakan oleh instansi/lembaga yang bertanggung jawab terhadap persoalan ini di setiap negara, tanpa menambah likuiditas yang tidak diperlukan lagi ke dalam pasar dan sekaligus tidak mengganggu proses pemulihan ekonomi. Selain itu, stimulus yang tepat sasaran juga akan membuat anggaran negara lebih sehat, sehingga penambahan hutang untuk menutupi defisit anggaran melalui penerbitan obligasi dapat lebih efisien, maka dengan sendirinya dapat mengurangi kenaikan yield obligasi. lebih lanjut, kenaikan yield yang belakangan ini agak mengkhawatirkan dan sedikit keluar jalur diprediksi akan terbatas dan kenaikannya akan kembali normal sesuai dengan perkembangan ekonomi.


Sama halnya dengan inflasi, perlu pendekatan lain yang lebih awal dalam pengendaliannya tanpa mengganggu pertumbuhan ekonomi, ketimbang menggunakan pendekatan yang selama ini sering digunakan ketika masalahnya tiba, jadi ada deteksi dini, terutama terkait pangan.


Selain itu, berikan kesempatan dan waktu bagi mekanisme pasar untuk bekerja, semaksimal mungkin pasar jangan buru-buru diintervensi, lebih baik diedukasi dan diberikan penyuluhan melalui instansi dan lembaga yang bertanggung jawab, pasar pasti rasional, segala sesuatu pasti ada batas maksimalnya, selain itu dapat melalui pembentukan regulasi dan atau melalui peraturan perundang-undangan yang berlaku.


Bagi yang suka investasi saham, saran saya pintar-pintarlah memilih saham, jangan lupa fundamentalnya, itu yang paling bijaksana, jangan sampai Anda jadi nyangkuters gara-gara ingin cuan besar.


Demikian tentang "Trauma Taper Tantrum, Kekhawatiran Inflasi dan Kenaikan Yield Obligasi", semoga dapat memberikan manfaat bagi Anda, dan jika Anda merasakan mendapatkan manfaat dari artikel ini, maka akan lebih bermanfaat lagi jika Anda bersedia membantu membagikannya (share) kepada yang Anda kenal sehingga penulis memiliki semangat untuk terus menulis dan memberikan ulasan dan analisanya.


Terima kasih Anda sudah share, Salam profit !



42 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page