Batu bara merupakan salah satu komoditi andalan Indonesia sebagai sumber devisa negara, namun yang namanya harga komoditi itu bisa naik bisa juga turun, tergantung situasi dan kondisi perekonomian serta jumlah produksi yang ada.
Harga batu bara pernah menembus angka rata-rata bulanan USD 131.24/MT di sekitar bulan April 2011 sejak tahun 2009, namun setelahnya mengalami koreksi hingga menembus harga rata-rata bulanan sebesar USD 41.03/MT di sekitar Februari 2016 yang lalu.
Setelahnya harga kembali mengalami kenaikan selama lebih kurang 2.5 tahun hingga mencapai harga rata-rata bulanan terendah sekitar USD 47.19/MT pada bulan sekitar Maret 2016 dan tertinggi sekitar USD 108.9/MT pada bulan sekitar September 2018.
Harga batu bara kembali mengalami koreksi setelahnya selama lebih kurang 2 tahun hingga sekitar kuartal II tahun 2020 dengan harga rata-rata bulanan terendah sekitar USD 60.98/MT pada bulan sekitar Mei 2020 dan harga rata-rata bulanan tertinggi sekitar USD 101.9/MT pada bulan sekitar Oktober 2018.
Setelah kuartal II tahun 2020, harga kembali menunjukan tanda-tanda kenaikan meskipun harga rata-rata bulanan belum dapat menembus angka USD 90/MT dan seperti yang kita ketahui bahwa musibah corona virus juga masih ada dan masih cukup menganggu perekonomian saat itu.
Harga batu bara kembali menyentuh harga rata-rata bulanan tertinggi pada awal tahun ini setelah mengalami tekanan terakhir dengan harga rata-rata bulanan terendah pada bulan sekitar Mei tahun 2020 yang lalu.
Jika melihat kondisi di atas, sepertinya batu bara memiliki siklus harga yang tidak jauh berbeda dengan CPO, harganya diprediksi akan terus mengalami kenaikan setidaknya hingga kuartal III tahun 2021 ini dengan alasan pertimbangan analisa siklus di atas dan beberapa asumsi dan faktor sebagai berikut :
Jumlah produksi dalam negeri Tiongkok mengingat Tiongkok adalah negara produsen sekaligus konsumen batu bara terbesar di dunia, apabila defisit membesar, maka permintaan batu bara diprediksi akan meningkat dari Tiongkok.
Penanganan virus corona yang diprediksi akan mulai menunjukan hasil yang positif setidakya pada kuartal II tahun ini dengan asumsi vaksinasi efektif dan berjalan dengan lancar di semua negara khususnya 20 negara dengan PDB terbesar di dunia yang tentunya akan memberikan dampak positif terhadap permintaan batu bara.
Negara OPEC terus melakukan kebijakan pembatasan produksi minyak mentah setidaknya hingga kuartal II tahun ini.
Tensi perang dagang antara Tiongkok dan Amerika mereda atau setidaknya tidak mengalami peningkatan.
Potensi faktor yang disebutkan di atas untuk terjadi memiliki probabilitas yang cukup tinggi, yang akan memberikan dampak positif terhadap harga batu bara, diprediksi harga batu bara akan terus meningkat dan mungkin dapat menembus angka USD 95/MT tahun 2021 ini.
Bentar lagi kalau harga batu bara nya naik berarti emiten nya juga otomatis terkerek nih hehe