top of page
Gambar penulisBFU

Menilai kesehatan keuangan suatu perusahaan sebagai salah satu syarat investasi saham (part 2)

Pada part 1 kita telah mengulas dan mencoba untuk memahami tentang apa saja yang terkandung dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur, pada part 2 ini kita akan mengulas lebih detail tentang laporan neraca keuangan perusahaan dan bagaimana cara membaca laporan keuangan suatu perusahaan manufaktur.


Pada laporan keuangan manufaktur, beberapa hal yang perlu diperhatikan :

  1. jumlah kas dan setara kas serta piutang yang dimiliki oleh perusahaan, apakah jumlahnya dapat menutupi kewajiban lancar perusahaan yang sifatnya jangka pendek, hal ini menjadi penting karena menjadi penentu kredibilitas dan kelangsungan operational suatu perusahaan.

  2. jumlah persediaan, apakah jumlahnya terlampau banyak atau terlampau sedikit, jumlah yang terlampau banyak akan membuat biaya keuangan dan operational perusahaan menjadi tidak efisien, akan tetapi sebaliknya, jumlah yang terlampau sedikit akan menganggu kemampuan perusahaan dalam mencapai target penjualan, pencapaian penjualan yang buruk bukanlah kondisi yang diharapkan.

  3. jumlah piutang dagang perusahaan, melalui analisa piutang dagang perusahaan, kita dapat mengetahui seberapa efektif dan efisien perusahaan dalam mengelola piutang dagangnya, misalnya melalui analisa umur piutang, pasalnya semakin tinggi piutang dagang perusahaan, semakin tinggi biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.

  4. jumlah hutang perusahaan, hutang yang ada harus efisien dan efektif dalam mendukung kegiatan operational perusahaan, hutang yang terlampau tinggi dan melebihi nilai kewajaran dan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali merupakan suatu kondisi yang perlu diwaspadai, lebih lanjut hutang perusahaan itu sendiri ada yang berkaitan dengan hutang dagang dan ada yang berkaitan dengan hutang non dagang, keduanya perlu diperhatikan dan sebaiknya memenuhi asas keseimbangan dan kemampuan membayar kembali, apalagi apabila hutang itu diikuti oleh biaya, seperti biaya bunga misalnya.

  5. jumlah modal, sejatinya perusahaan yang sehat dan baik ditandai dengan pertumbuhan modal yang stabil dan baik pula, jika modal suatu perusahaan sampai negatif, itu menandakan bahwa terdapat masalah serius dalam operationalnya, bahkan mungkin prospek perusahaan dapat menjadi dipertanyakan.

  6. Pendapatan dan pertumbuhannya, pendapatan perusahaan harus dapat menutupi semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, dan harus diikuti oleh pertumbuhan yang positif dan stabil dari waktu ke waktu guna menjamin kelangsungan operational perusahaan. Perlu juga diperhatikan bagaimana strategi perusahaan dalam mencapai dan menjaga pertumbuhan pendapatan itu, misalnya secara konsisten melakukan penambahan dan pengembangan produk baru, strategi pemasaran yang inovatif, dan sebagainya. Disamping itu apakah bisnis yang dilakoni oleh perusahaan memiliki prosepek bisnis yang mumpuni baik untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.

  7. Gross profit, merupakan sisa hasil pendapatan perusahaan setelah dipotong modal atau biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sehubungan untuk mendapatkan pendapatan itu seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja untuk menghasilkan produk dan biaya overhead pabrik, yang sering dikenal dengan keuntungan kotor. melalui analisa gross margin, kita dapat mengetahui sejauh mana efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam menghasilkan produk dan menjualnya.

  8. Operating profit, merupakan keuntungan kotor perusahaan setelah dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan penjualan, seperti biaya administrasi dan umum, biaya distribusi dan biaya penjualan dan pemasaran.

  9. EBT, merupakan operating profit setelah ditambah atau dikurangi dengan pendapatan atau biaya yang tidak berkaitan secara langsung dengan kegiatan inti perusahaan, misalnya pendapatan atau biaya bunga, keuntungan atau kerugian hasil investasi, keuntungan atau kerugian kurs mata uang, keuntungan atau kerugian penjualan aktiva tetap dan keuntungan atau kerugian lainnya.

  10. Operating cash flow, merupakan informasi tentang arus kas yang diperoleh dari kegiatan operational perusahaan seperti arus kas yang diperoleh dari hasil penagihan piutang dagang perusahaan, arus kas yang digunakan untuk membayar supplier dan arus kas operational lainnya. Sejatinya arus kas ini apabila dikelola dengan baik akan menunjukan nilai positif, apabila negatif, perlu dianalisa penyebab negatifnya, apakah dalam kondisi wajar atau tidak. Arus kas operational memiliki hubungan yang erat dengan laporan laba rugi hingga tingkat operating profit.

  11. Investing cash flow, merupakan informasi tentang arus kas yang diperoleh atau digunakan untuk kegiatan investasi, misalnya saja penggunaan untuk investasi saham, penempatan deposito, penyertaan modal pada suatu perusahaan dan seterusnya. kondisinya bisa positif bisa juga negatif, akan tetapi yang terpenting adalah apakah dari hasil penempatan itu menunjukan produktivitas atau tidak.

  12. Financing cash flow, merupakan informasi tentang arus kas yang diperoleh atau digunakan untuk hal yang berkaitan dengan keuangan, misalnya arus kas yang diperoleh dari pinjaman bank atau digunakan untuk membayar pinjaman bank, membayar bunga atau mendapatkan bunga, membayar deviden, dan sebagainya.

Dari beberapa hal yang disebutkan di atas, terdapat banyak cara untuk melakukan analisa dan menguji apakah kondisi keuangan dan kegiatan operasional suatu perusahaan dalam kondisi yang sehat atau tidak.


Nantikan ulasan tentang menilai kesehatan keuangan suatu perusahaan sebagai salah satu syarat investasi saham (part 3) yang akan datang

16 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Commentaires


bottom of page