top of page
Gambar penulisBFU

Menakar harga emas hitam di tahun 2019

Harga emas hitam alias minyak bumi mengalami penurunan yang cukup dalam sejak kuartal II tahun 2018 ini setelah mengalami trend kenaikan terakhirnya yang cukup signifikan sejak awal semester II 2017. Bercermin pada harga WTI, mengalami penurunan yang sangat signifikan, harga menjadi USD 45.12 per barel pada penutupan tanggal 28 Des 2018 dari harga tertinggi terakhirnya di harga USD 76.41 per barel pada tanggal 03 Oktober 2018, hanya dalam waktu kurang dari 3 bulan.

kondisi harga saat ini kembali kepada kondisi harga pada harga di sekitar pertengahan tahun 2017, atau boleh dikatakan trend peningkatan yang terjadi hanya bertahan lebih kurang satu tahun. Namun demikian kenaikan atau penurunan harga minyak ini sebenarnya bukanlah hal yang perlu terlalu dirisaukan dan yang terpenting bagi seorang investor harus dapat melihat peluang dari setiap kenaikan atau penurunan yang terjadi (ikuti peluang dari kenaikan dan penurunan harga minyak bumi di analisa berikutnya).


Akan tetapi yang menjadi kesulitan adalah kita tidak dapat mengetahui secara pasti dan tepat kapan harga akan mengalami kenaikan atau penurunan dan berapa lama kondisi itu akan berlangsung, yang dapat kita lakukan hanyalah memprediksi dengan memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kenaikan atau penurunan harga.


Ada beberapa hal yang menurut kami saat ini perlu paling perlu diketahui dan diikuti perkembangannya :

  1. masalah kesepakatan dagang antara Amerika dan Tiongkok

  2. jumlah produksi minyak dunia

  3. Kebijakan suku bunga The Fed

Isu perang dagang


Sepertinya Tiongkok akan lebih memilih jalur negosiasi, ketimbang memilih jalur lainnya, karena Tiongkok sepertinya menyadari negosiasi jauh lebih baik, meskipun semua ini membutuhkan waktu penyelesaian paling tidak hingga satu tahun ke depan. turbulensi ekonomi sepertinya masih akan dirasakan tahun depan karena isu perang dagang ini, akan tetapi kondisi seharusnya mengarah kepada arah perbaikan, karena diyakini tidak ada yang akan menjadi pemenang dalam kondisi ini. Perang tarif sepertinya sudah mulai memberikan dampak pada perekonomian Amerika dan Tiongkok, dan akan menjalar ke perekonomian negara lain pastinya jika kondisi ini terus berlangsung dalam jangka waktu yang lama. jika ini terjadi tentu bukan menjadi hal yang mengembirakan bagi industri crude oil.


Kesepakatan Amerika dan Tiongkok untuk menunda penerapan tarif tambahan setidaknya hingga 1 Maret 2019, waktu yang ada ini tentu sepertinya tidak cukup bagi Tiongkok untuk melakukan beberapa penyesuaian kebijakan untuk memenuhi tuntutan dari Amerika, khususnya tentang kebijakan transfer teknologi. Akankah setelah 1 Maret Amerika benar-benar menerapkan tarif tambahan atas setiap produk dari Tiongkok yang masuk ke Amerika ? jika ini terjadi dan penerapannya memiliki waktu yang cukup lama (min 3 bulan saja), apalagi jika dibalas oleh Tiongkok, maka terkonfirmasi bahwa ini akan menjadi sentimen negatif bagi harga minyak.


Jumlah produksi minyak


Negara OPEC berkepentingan terhadap harga minyak, harga minyak yang rendah bukan hal yang baik bagi negara OPEC, mengingat saat ini pendapat negara OPEC masih sangat tergantung pada minyak, oleh karena itu jika harga minyak terus mengalami tekanan, hal yang dapat dilakukan setidaknya ada dua, mengevaluasi kembali pengeluaran dan memotong jumlah produksi, meskipun kedua hal ini bukanlah pilihan yang terbaik, karena memotong jumlah produksi artinya mengurangi unsur pengali pendapatan, meskipun akan memberikan dampak positif bagi perkembangan harga. Mengevaluasi pengeluaran berarti akan memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi. Berapa besar pengaruh pemotongan jumlah produksi terhadap harga minyak ? sepertinya pengaruhnya tidak akan sebesar pengaruh isu perang dagang, apalagi produksi minyak Amerika terus mengalami peningkatan, sehingga pengurangan jumlah produksi negara OPEC akan diisi oleh hasil produksi dari Amerika.


Kebijakan suku bunga The Fed


Melihat kondisi perekonomian Amerika saat ini, yang sudah mulai menunjukan perlambatan yang diperkirakan sebagai dampak dari masalah perang dagang dan kenaikan suku bunga The Fed, sepertinya kenaikan suku bunga The Fed akan terbatas tahun depan.


Kenaikan suku bunga The Fed telah membuat USD lebih perkasa dari mata uang negara lain, membuat USD menjadi lebih mahal, sementara USD merupakan mata uang internasional yang digunakan untuk setiap aktivitas perdagangan dunia, kondisi ini akan melemahkan daya ekspor Amerika, membuat biaya keuangan mengalami kenaikan, membuat para perlaku ekonomi menghitung ulang biaya investasi, memberi pengaruh kepada daya beli (misalnya kredit perumahan) dan tingkat konsumsi yang pada akhirnya akan memberi pengaruh pada pertumbuhan ekonomi Amerika itu sendiri.


jika tahun depan The Fed masih menaikan suku bunga meskipun terbatas, kenaikan ini akan memberikan sentimen negatif pada harga minyak.

faktor lain seperti laju pertumbuhan penduduk dunia, angka kemiskinan, kebijakan energi setiap negara, kemajuan teknologi dan masih banyak hal lainnya juga dapat memberi pengaruh terhadap harga minyak, hanya saja sifatnya mungkin sangat jangka panjang.


jadi terus ikutin perkembangan masalah kesepakatan dagang antara Amerika dan Tiongkok, kebijakan suku bunga The Fed serta kebijakan OPEC atas jumlah produksi minyak, dengan memperhatikan tiga hal ini paling tidak kita kita dapat memperkirakan harga minyak dunia untuk per tiga bulanan.


34 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page