Hubungan antara yield dan harga obligasi sejatinya terbalik, ketika harga suatu obligasi naik, yieldnya akan turun, begitu juga sebaliknya.
Mengapa demikian ? Untuk memahaminya perlu kita ketahui dahulu apa yang dimaksud dengan yield itu. Yield merupakan hasil perhitungan antara kupon atau bunga dari obligasi itu, jangka waktu jatuh temponya serta selisih antara harga beli dan harga saat jatuh temponya
Misalnya suatu obligasi seri A, memiliki tenor 21 tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 15 Maret 2034, ketika pertama kali diterbitkan dan dijual di pasar perdana pada tanggal 01 Agustus 2013 harganya adalah 100, dengan kupon atau suku bunga fixed sebesar 8.375 % pa dibayar setiap 6 bulan sekali dengan kupon kali pertama dibayar pada tanggal 15 September 2013. Pada tanggal 16 Januari 2019 harganya mengalami penurunan menjadi 99.5428, maka yieldnya akan mengalami kenaikan menjadi sekitar (perhitungan kasar) 8.4267 % pa.
cara menghitungnya Anda dapat menggunakan excel untuk mempermudahnya :
basis diisi dengan satu apabila day count basis couponnya actual/actual, dan diisi 0 jika untuk basis harian (30/360). lebih lanjut kenapa harga obligasi dapat berubah-rubah setiap saat ? karena harganya dipengaruhi oleh suku bunga pasar, jika suku bunga pasar/suku bunga acuan berada di bawah suku bunga obligasi, maka sejatinya harga obligasi itu akan cenderung mengalami kenaikan, begitu sebaliknya.
Demikian tentang hubungan antara obligasi dan yield serta faktor yang menpengaruhi harga obligasi, jika Anda memiliki pertanyaan, tanggapan, atau pendapat dapat diajukan di sini
Comentários